TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH TEHNIK LAB KONSELING
TRANSAKSIONAL ANALISIS
Disusun oleh :
20. LISYA NOVITASARI :
1105095035
21. M. ODY KURNIAWAN : 1105095051
22. MERY F.
TUMANGGOR :
1105095027
23. MISBAKHUS SURURI :1105095006
24. NOOR RIEN : 1105095029
25. NORLATIFAH : 1105095014
41. IKA MASYAWATI : 1205095061
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS MULAWARMAN
TH 2012
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur bagi Allah
SWT semata penulis panjatkan, yang telah melimpahkan rahmad serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang pendekatan konseling
dengan metode Transaksional Analisis ini. Semoga sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya
setia hingga akhir zaman.
Terselesaikannya
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu
penulis bersyukur kepada Allah
SWT serta menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Rahman, S.Pd,M.Pd, selaku dosen pembimbing mata
kuliah Tehnik Lab.
Konseling
2. Teman-teman anggota kelompok yang selalu memberikan
sumber-sumber bahan baik yang on line maupun buku.
3. Suami
tercinta yang selalu memberikan support dalam pelaksanaan tugas kuliah
4. Teman-teman
semua yang selalu memberikan dukungannya
Penulis menyadari bahwa penulisan
lmakalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu penulis berharap saran dan
kritik yang membangun dari berbagai pihak demi sempurnanya makalah ini dan demi
pengembangan diri.
Samarinda,
10 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 2
C. Tujuan
Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 3
BAB II DASAR
TEORI 4
A. Pengertian Transaksional Analisis 4
B. Konsep Dasar 4
1. Pandangan tentang Manusia 4
2. Perwakilan Ego 5
a. Status Ego Anak 5
b. Status Ego Dewasa 6
c. Status Ego Orang Tua 6
3. Posisi
Psikologi Sekenario Hidup Dasar 6
C. Tehnik dan Prosedur Terapi 7
1. Analisis Struktural 7
2. Metode Didaktik 7
3. Analisis Transaksional 7
4. Permainan Peran 7
5. Analisis Upacara, Hiburan da Permainan 7
6. Analisa Skenario 7
D. Tiga Jenis Transaksi Antarpribadi 8
1. Transaksi Komplementer 8
2. Transaksi Silang 8
3. Transaksi Tersembunyi 8
E. Faktor yang Menghambat Transaksional Antar pribadi 8
1. Kontaminasi 9
2. Eksklusif 9
F. Empat Posisi Dasar Hidup dalam Berkomunikasi
Antarpribadi 9
G. Cara Mengetahui Sikap Ego 9
BAB III PEMBAHASAN 11
1. Analisis 11
2. Sintesis 12
3. Diagnosa 12
4. Treatmen/Proses Konseling 12
5. Follow Up 13
BAB IV PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA
dan DAFTAR ON LINE 16
LAMPIRAN VERBATIN 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Transaksional Analisis merupakan
salah satu pendekatan psysikoterapi dalam konseling yang mana dalam
pendekata TA ini lebih mengutamakan interaksi antara individu yang satu dengan
yang lainnya baik verbal maupun non verbal. Pendekatan ini dapat diberikan baik
dalam konseling individual maupun kelompok, tapi akan lebih mudah diamati bila
dilakukan dalam kelompok karena konselor secara langsung bisa melihat interaksi
dan komunikasi antara semua anggota kelompok (games people play ).
Pendekatan ini menekankan pada aspek
perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi
dikembangkan sendiri oleh konseli, juga dalam proses terapi ini menekankan
pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh konseli. Maka proses terapi
mengutamakan kemampuan konseli untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan
baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
Transaksional Analisis (TA)
dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960. Dalam mengembangkan pendekatan ini
Eric Berne menggunakan berbagai bentuk permainan antara orang tua, orang dewasa
dan anak. Dalam eksprerimen yang dilakukan Berne mencoba meneliti dan
menjelaskan bagaimana status ego anak, orang dewasa dan orang tua, dalam
interaksi satu sama lain, serta bagaimana gejala hubungan interpersonal ini
muncul dalam berbagai bidang kehidupan seperti misalnya dalam keluarga, dalam
pekerjaan, dalam sekolah, dan sebagainya.
Dari eksperimen ini Berne mengamati
bahwa kehidupan sehari-hari banyak ditentukan oleh bagaimana ketiga status ego
(anak, dewasa, dan orang tua) saling berinteraksi dan hubungan traksaksional
antara ketiga status ego itu dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang, tetapi
juga dapat merupakan sumber-sumber gangguan psikologis.
Percobaan Eric Berne ini dilakukan
hampir 15 tahun dan akhirnya beliau merumuskan hasil percobaannya itu dalam
suatu teori yang disebut Transaksional
Analisis (TA). Pada prinsipnya, Transaksional Analisis (TA) adalah upaya untuk
merangsang rasa tanggung jawab pribadi atas tingkah lakunya sendiri, pemikiran
yang logis, rasional, tujuan-tujuan yang
realistis, berkomunikasi yang terbuka, wajar, dan pemahaman dalam
berhubungan dengan orang lain.
Sebagai
ilustrasi berikut gambaran kasus yang akan ditangani Konselor. Irma adalah anak
pertama dari 3 bersaudara, ia seorang anak yang patuh, penurut, tidak pernah
membantah, apapun yang diperintahkan orang tuanya selalu dilaksanakan dengan
baik.
Irma
seorang anak yang pintar secara akademik, selalu mendapatkan peringkat kelas
dari mulai SD sampai SMA di sekolah yang bertaraf internasional. Semua orang
tua Irma yang menentukan apa yang harus dilkukan Irma, dan Irma menerima semua
perlakuan orang tuanya tanpa protes sedikitpun. Bahkan penjurusan di kelas XI
pun orang tuanyalah yang mewajibkan masuk IPA walaupun sebenarnya Irma ingin
masuk jurusan IPS karna Irma ingin masuk Fakultas Akutansi ketika kuliah nanti
dan menjadi seorang akuntan nantinya.
Orang tuanya senang dan bangga Irma mau masuk jurusan IPA sesuai kemauan orang
tuanya.
Irma
pernah sekali mengungkapkan keinginannya untuk masuk IPS biar jadi Akuntan,
tapi orangtuanya tidak mau tahu dan selalu melarang Irma belajar akutansi.
Menurut Irma, orangtuanya berpikir bahwa pilihan terbaik adalah apa yang
diputuskan oleh orangtua, bukan Irma yang hanya seorang anak.
Awal
smester satu di kelas XI Irma menjalani dengan biasa dan berjalan lancar tanpa
kendala, begitu memasuki semester dua mulailah Irma merasa bosan dan jenuh
serta tidak semangat karena bukan jurusan ini yang ia inginkan, nilainya mulai
merosot dan orang tuanya hanya bisa marah-marah dan mengharuskan Irma lebih
serius dalam
belajar tanpa memperdulikan perasaanya. Irma merasa berat menjalaninnya, ia
merasa tertekan dan stres, ia ingin pindah ke jurusan IPS namun lagi-lagi orang
tuanya tidak perduli. Buah dari semua itu akhirnya nilai Irma benar-benar turun
dratis bahkan dibawah standar nilai yang telah ditentukan oleh sekolah. Dan
orang tua Irma semakin marah dan semakin menekan Irma.
Karena hal itu, Irma semakin merasa
tertekan dan stres. Dia ingin memiliki kekuasaan atas pilihan jalan hidupnya
sendiri, tapi tak sanggup melawan ego orangtua.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
paparan diatas maka penulis membuat suatu rumusan masalah yang akan di bahas,
yaitu,“Bagaimana penerapan pendekatan Transaksional Analisis dalam menangani masalah penjurusan
di SMA yang dihadapi oleh konseli yang tidak sesuai dengan keinginannya karena orang tua yang menentukan
jurusan tersebut?”
C. TUJUAN
PENULISAN
Untuk
mengetahui sejauh mana penerapan Pendekatan Transaksional Analisis ini dalam
menangani kasus konseli yang mempunyai masalah penjurusan yang tidak sesuai
dengan keinginannya karena orang tua yang menentukan pilihan jurus tersebut.
D. MANFAAT
PENULISAN
1.
Bagi
Penulis/Kelompok
Menambah wawasan dan ilmu serta semakin percaya diri
sehingga mempermudah kami calon konselor dalam pelaksanaan konseling kelak.
2.
Bagi
Konselor
Makin bertambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan pendekatan Transaksional Analisis
dalam
menangani konseli.
3.
Bagi
Orang Tua
Agar para orang tua tahu bahwa tidak semua apa yang di
tentukan itu bermanfaat bagi hidup dan
masa depan anak, semua pilihan harus dibicarakan, didiskusikan dengan anak
karena anak juga punya hak bicara, agar tidak terjadi miss dalam hubungan gaya
anak dan masa depan anak, serta anak merasa dihargai dengan pilihaanya itu.
BAB
II
DASAR
TEORI
Teori transaksional analisis merupakan karya besar Eric Berne
(1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah
seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori transaksional analisis merupakan teori terapi yang sangat populer
dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku.
Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi
antarpribadi yang mendasar.
Eric
Berne pioner yang menerapkan
transaksional analisa dalam psikoterapi. Dalam terapi ini hubungan konselor
dan konseli dipandang sebagai suatu transaksional (interaksi, tindakan yang
diambil, tanya jawab) dimana masing-masing individu berhubungan satu sama lain.
Transaksi menurut Berne merupakan manivestasi hubungan sosial.
Didalam
individu mengadakan interaksi dengan orang lain biasanya didasari oleh ketiga
status ego. Ketiga status tersebut adalah status ego anak, dewasa, dan orang
tua. Tingkatan ini timbul karena adanya pemutaran data kejadian pada waktu yang
lalu dan direkam, yang meliputi orang, waktu, keputusan, perasaan yang sungguh
nyata (Harris, 1987).
A.
PENGERTIAN
TRANSAKSIONAL ANALISIS
Kata “transaksi” biasanya muncul
dalam bidang perdagangan, yaitu proses tukar-menukar dalam sebuah bisnis.
Selain itu, dalam Encarta Dictionary 2008 dinyatakan bahwa transaksi dalam
bidang komunikasi bisa juga berarti sebagai: “A communication or activity between two or more people that influences
all of them”. Pernyataan dari kamus tersebut memiliki arti bahwa transaksi
adalah sebuah komunikasi atau aktivitas antara dua orang atau lebih yang
memberi pengaruh pada diri mereka masing-masing.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa transaksional analisis adalah suatu proses transaksi atau perjanjian yang
mana melalui perjanjian inilah proses terapi akan dikembangkan sendiri oleh
klien hingga proses pengambilan keputusan pun diambil sendiri oleh klien.
B. KONSEP DASAR
Adapun konsep pokok dari transaksional analisis
menurut Geral Corey
( 2005 ) adalah
1.
Pandangan
tentang Manusia
Transaksional Analisis berakar pada filsafat anti
deterministik. Menempatkan iman dalam kapasitas kita untuk mengatasi kebiasaan
pola dan untuk memilih tujuan-tujuan baru dari perilaku. Namun, ini tidak berarti
bahwa kita bebas dari pengaruh kekuatan sosial. Ia mengakui bahwa kita dipengaruhi oleh harapan dan tuntutan orang lain yang
signifikan, terutama keputusan yang terlebih
dulu dibuat pada masa hidupnya ketika kita sangat tergantung pada
orang lain. Kita
membuat keputusan-keputusan tertentu agar dapat bertahan hidup, baik secara
fisik dan psikologis, pada titik tertentu dalam kehidupan. Tapi keputusan awal
ini dapat ditinjau dan ditantang apabila sudah tidak cocok
lagi maka keputusan-keputusan baru dapat
dibuat.
Secara
keseluruhan dasar filosofis Transaksional Analisis bermula dari asumsi bahwa
semuanya baik atau OK, artinya bahwa setiap perilaku individu mempunyai dasar
menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang dan
mengaktualisasikan diri. Di dalam melakukan hubungan dengan orang lain, sangat
perhatian dan mengayomi lawan bicaranya, mengundang individu lain untuk senang,
cocok dan saling mengisi, yang di dalam dasar teori dan praktek TA disebut
I`m OK and you`re OK (Saya Oke dan Anda
Oke). Teori Analisis Transaksional mendasarkan pada decisional
model artinya setiap individu mempelajari perilaku
yang spesifik dan memutuskan rencana hidupnya dalam menghadapi hidup dan
kehidupannya.
2. Perwakilan
Ego
Transaksional analisis adalah suatu sistem terapi yang
berlandaskan teori kepribadian yang menggunakan tiga pola tingkah laku atau perwakilan
ego yang terpisah; ego anak, ego orang
dewasa dan ego orang tua.
Status ego adalah serangkaian perilaku yang terkait dengan
pikiran, perasaan, dan perilaku di mana bagian dari kepribadian seorang
individu dimanifestasikan pada waktu tertentu (Stewart & Joines, 1987).
Semua transaksi analis bekerja dengan status-status ego, yang mencakup aspek
penting dari kepribadian dan karakter pembeda dari TA (Dusay, 1986). Setiap orang memiliki trio
dasar Parent, Dewasa, dan Anak (PAC), dan pergeseran terus-menerus individu
dari salah satu status yang lain, perilaku mewujudkan ego kongruen dengan
keadaan saat ini. Salah satu definisi dari otonomi adalah kemampuan untuk
bergerak dengan kelincahan dan niat melalui ego status dan beroperasi dalam
satu yang paling sesuai dengan realitas situasi tertentu.
a. Status
Ego anak
Status
Ego Anak adalah keaslian dari bagian hidup kita dan yang paling alami,
yang termasuk “rekaman” pengalaman awal.
Dibedakan antara natural child (NC) yang ditunjukkan dalam sikap ingin
tahu, berkhayal, kreatif, lucu, memberontak, tergantung,
menuntut, egois, agresi, kritis, spontan, tidak mau kalah. Sebaliknya yang bersifat adapted
child (AC) ditunjukkan dengan bertindak sesuai
dengan keinginan orang tuanya seperti penurut, sopan, dan patuh, sebagai
akibatnya anak akan menarik diri, takut, manja, dan kemungkinan mengalami
konflik.
b. Status
Ego Dewasa
Setiap orang juga menurut Berne
memiliki sikap orang dewasa. Sikap orang dewasa umumnya pragmatis
dan realitas. Mengambil kesimpulan, keputusan berdasarkan fakta-fakta yang
ada. Suka bertanya, mencari atau menunjukkan fakta-fakta, bersifat
rasional dan tidak emosional, bersifat objektif dan sebagainya. Status
ego dewasa dapat dilihat dari tingkah laku yang bertanggung jawab, tindakan
yang rasional dan mandiri. Sifat
dari status ego dewasa adalah obyektif, penuh perhitungan dan menggunakan akal.
c.
Status Ego
Orang tua
Status ego orang tua
merupakan suatu kumpulan perasaan, sikap, pola-pola tingkah laku yang mirip
dengan bagaimana orang tua individu merasa dan bertingkah laku terhadap
dirinya. Ada dua bentuk sikap
orang tua, yang pertama orang tua yang selalu mengkritik, merugikan dan yang ke
dua orang tua yang saying.
Sikap orangtua yang diwakili dalam perilaku dapat terihat
dan terdengar dari tindakan maupun tutur kata serta ucapan-ucapannya. Seperti tindakan
menasihati orang lain, memberikan hiburan, menguatkan perasaan, memberikan
pertimbangan, membantu, melindungi, mendorong untuk berbuat baik adalah sikap
yang nurturing parent (NP), ini sikap orang tua yang sayang. Sebaliknya
ada pula sikap orang tua yang suka menghardik, membentuk, menghukum,
berprasangka, melarang, semuanya disebut dengan sikap yang critical parent (
CP ).
3. Skenario
kehidupan dan posisi psikologi dasar
Adalah ajaran-ajaran orang tua yang
kita pelajari dan putusan-putusan awal yang dibuat oleh kita sebagai anak
dewasa. Pada dasarnya setiap manusia
memerlukan belaian dari orang lain. Dalam teori analisis transaksional sebuah belaian merupakan
bagian dari suatu perhatian yang melengkapi stimulasi yang optimal kepada
individu. Belaian ini merupakan kebutuhan dalam setiap interaksi sosial dan
menyehatkan.
Teori Analisis Transaksional menekankan bahwa manusia
memiliki kebutuhan untuk mengadakan hubungan yang bisa dicapai dalam bentuknya
yang terbaik melalui keakraban. Hubungan yg akrab berlandaskan penerimaan
posisi saya OK kamu OK di kedua belah pihak.
C. TEKNIK
DAN PROSEDUR TERAPI
Untuk melakukan terapi dengan
pendekatan TA
menurut Haris dalam Corey (1988) treatment individu-individu dalam kelompok
adalah memilih analisis-analisis transaksional, menurutnya fase permualaan TA sebagai suatu proses mengajar dan
belajar serta meletakan pada peran didaktik terapis kelompok.
Prosedur pada TA dikombinasikan dengan terapi
Gestalt, seperti yang dikemukakan oleh James dan Jongeward (1971) dalam Corey
(1988), dia menggabungkan konsep dan prosedur TA dengan eksperimen Gestalt, dengan
kombinasi tersebut hasil yang diperoleh dapat lebih efektif untuk mencapai
kesadaran diri dan otonom. Sedangkan teknik-teknik yang dapat dipilih dan
diterapkan dalam TA,
yaitu;
1. Analisis
struktural, para
konseli akan belajar bagaimana mengenali ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat
membantu konseli untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan
membantu konseli untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan
tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.
2. Metode-metode
didaktik, TA menekankan pada domain kognitif,
prosedur belajar-mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.
3. Analisis
transaksional,
adalah penjabaran dari yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain,
sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara
perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon. Ada
tiga tipe transaksi yaitu; komplementer, menyilang, dan terselubung.
4. Permainan
peran,
prosedur-prosedur TA
dikombinasikan dengan teknik psikodrama dan permainan peran. Dalam terapi
kelompok, situasi permainan peran dapat melibatkan para anggota lain. Seseorang
anggota kelompok memainkan peran sebagai perwakilan ego yang menjadi sumber
masalah bagi anggota lainnya, kemudian dia berbicara pada anggota tersebut.
Bentuk permainan yang lain adalah permainan menonjolkan gaya-gaya yang khas
dari ego Orang Tua yang konstan.
5. Analisis
upacara, hiburan, dan permainan, AT meliputi pengenalan terhadap upacara (ritual), hiburan,
dan permainan yang digunakan dalam menyusun waktunya. Penyusunan waktu adalah
bahan penting bagi diskusi dan pemeriksaan karena merefleksikan keputusan
tentang bagaimana menjalankan transaksi dengan orang lain dan memperoleh
perhatian.
6. Analisa
skenario,
kekurangan otonomi berhubungan dengan keterikatan individu pada skenario atau
rencana hidup yang ditetapkan pada usia dini sebagai alat untuk memenuhi
kebutuhannya di dunia sebagaimana terlihat dari titik yang menguntungkan
menurut posisi hidupnya. Skenario kehidupan, yang didasarkan pada serangkaian
keputusan dan adaptasi sangat mirip dengan pementsan sandiwara.
D. TIGA
JENIS TRANSAKSI ANTARPRIBADI
Berne
mengajukan tiga jenis transaksi antarpribadi yaitu:
1. Transaksi
komplementer ;
jenis transaksi ini merupakan jenis terbaik dalam komunikasi antarpribadi
karena terjadi kesamaan makna terhadap pesan yang mereka pertukarkan, pesan
yang satu dilengkapi oleh pesan yang lain meskipun dalam jenis sikap ego yang
berbeda. Transaksi komplementer terjadi antara dua sikap yang sama, sikap
dewasa. Transaksi terjadi antara dua sikap yang berbeda namun komplementer.
Kedua sikap itu adalah sikap orang tua dan sikap anak-anak. Komunikasi
antarpribadi dapat dilanjutkan manakala terjadi transaksi yang bersifat
komplementer karena di antara mereka dapat memahami pesan yang sama dalam suatu
makna.
2. Transaksi
silang ; terjadi
manakala pesan yang dikirimkan komunikator tidak mendapat respons
sewajarnya dari komunikan. Akibat dari transaksi silang adalah terputusnya
komunikasi antarpribadi karena kesalahan dalam memberikan makna pesan.
Komunikator tidak menghendaki jawaban demikian, terjadi kesalahpahaman
sehingga kadang-kadang orang beralih ke tema pembicaraan lain.
3. Transaksi
tersembunyi ;
jika terjadi campuran beberapa sikap di antara komunikator dengan komunikan
sehingga salah satu sikap menyembunyikan sikap yang lainnya. Sikap tersembunyi
ini sebenarnya yang ingin mendapatkan respons tetapi ditanggap lain oleh si
penerima. Bentuk-bentuk transaksi tersembunyi bisa terjadi jika ada 3 atau 4
sikap dasar dari mereka yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi namun yang
diungkapkan hanya 2 sikap saja sedangkan 1 atau 2 lainnya tersembunyi. Jika
terjadi 3 sikap dasar sedangkan yang lainnya disembunyikan maka transaksi itu
disebut transaksi tersembunyi 1 segi (angular). Kalau yang terjadi ada 4 sikap
dasar dan yang disembunyikan 2 sikap dasar disebut dengan dupleks.
E. FAKTOR
YANG MENGHAMBAT TRANSAKSI ANTAR PRIBADI
Berne juga mengemukakan terdapat
beberapa faktor yang menghambat terlaksananya transaksi antar pribadi, atau
keseimbangan ego sebagai sikap yang dimiliki seseorang itu. Terdapat dua
hambatan utama yaitu:
1. Kontaminasi
(contamination).
Kontaminasi merupakan pengaruh yang
kuat dari salah satu sikap atau lebih terhadap seseorang sehingga orang itu
“berkurang” keseimbangannya.
2. Eksklusif
(exclusive), penguasaan salah satu sikap atau
lebih terlalu lama pada diri seseorang. Misalnya sikap orang tua yang sangat
mempengaruhi seseorang dalam satu waktu yang lama sehingga orang itu terus
menerus memberikan nasihat, melarang perbuatan tertentu, mendorong dan
menghardik.
F. EMPAT
POSISI DASAR HIDUP dalam BERKOMUNIKASI ANTARPRIBADI
1. I’m
OK-You’re OK
Individu mempunyai kepercayaan
terhadap diri sendiri dan percaya orang lain.
2. I’m
OK-You’re
not OK
Individu membutuhkan orang lain akan
tetapi tidak ada yang dianggap cocok, individu merasa memnpunyai hak untuk
mempergunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
3. I’m
not
OK-You’re
OK
Individu merasa tidak terpenuhi kebutuhanya dan merasa
bersalah.
4. I’m
not
OK-You’re
not
OK
Individu merasa dirinya tidak baik
dan orang lain pun juga tidak baik, karena tidak ada sumber belaian yang
positif.
G. CARA
MENGETAHUI SIKAP EGO
Bagaimana
cara mengetahui sikap ego yang dimiliki setiap orang? Berne mengajukan empat
cara, yaitu:
1. Melihat tingkah laku nonverbal
maupun verbal yang digunakannya. Tingkah
laku nonverbal tersebut pada umumnya sama namun dapat dibedakan kode-kode
simbolnya pada setiap orang sesuai dengan budaya yang melingkupinya. Di samping
nonverbal juga melalui verbal, misalnya pilihan kata. Seringkali (umumnya)
tingkah laku melalui komunikasi verbal dan nonverbal berbarengan.
2. Mengamati bagaimana sikap seseorang
ketika bergaul dengan orang lain. Dominasi satu sikap dapat dilihat kalau Pulan
sangat menggurui orang lain maka Pulan sangat dikuasai oleh P dalam hal ini critical
parent. Si Iteung suka ngambek maka Iteung dikuasai oleh sikap anak. Si
Ucok suka bertanya dan mencari fakta-fakta atau latar belakang suatu kejadian
maka ia dikuasai oleh sikap dewasa.
3. Mengingat kembali keadaan dirinya
sewaktu masih kecil. Hal demikian dapat terlihat misalnya dalam ungkapan : buah
jatuh tidak jauh dari pohonnya. Cara berbicara, gerak-gerik nonverbal mengikuti
cara yang dilakukan ayah dan ibunya yang anda kenal.
4. Mengecek perasaan diri sendiri,
perasaan setiap orang muncul pada konteks, tempat tertentu yang sangat
mempengaruhi apakah lebih banyak sikap orang tua, dewasa, ataupun anak-anak
sangat menguasai mempengaruhi seseorang.
BAB III
PEMBAHASAN
Beberapa
langkah dalam membantu pengentasan masalah dihadapi oleh Irma :
1.
ANALISIS
a.
Dari Segi
Fisik
Sebagai anak yang penurut dan patuh
Irma tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan semampai. Bentuk tubuhnya
yang ideal sesuai dengan gadis-gadis lain. Tak ada
kekurangan dalam penampilan fisiknya.
b. Dari Segi Psikis
Tampak di raut wajahnya yang cantik
kesedihan dan ketidak nyamanan dirinya, ia terlihat sering gelisah, tertutup,
suka melamun, mudah tersinggung dan marah.
c.
Dari Segi
Tingkah laku Sosial
Irma jarang bergaul dengan
teman-temannya, kuper, karena sifatnya yang tertutup Irma tak pernah
menceritakan masalahnya kepada orang lain sehingga ia stres. Irma kurang
percaya diri dalam bergaul seperti anak-anak lain seusianya.
d.
Dari Sisi
Keluarga
Irma anak pertama dari 3 bersaudara,
karna ia anak yang paling besar maka ia harus memberikan contoh kepada
adik-adiknya walaupun
terkadang hatinya berontak. Kedua
orang tuanya tergolong keluarga yang mapan maka dari itu segala sesuatu yang
ada dalam keluarganya ditentukan oleh kedua orangtuanya termasuk masa depan dan
cita-cita Irma juga ditetapkan oleh
mereka tanpa mau melihatbakat dan minat yang dimiliki oleh Irma.
e.
Kemajuan
Akademis
Berdasarkan
kemampuan akademik yang dimiliki oleh Irma tercatat bahwa dari TK hingga SMA, dia selalu memiliki nilai yang baik.
Akan tetapi padasemester dua
kelas XI nilainya mengalami penurunan dratis karena jurusan yang dipilihnya
merupakan pilihan kedua orang tuanya sehingga bertentangan dengan minat Irma sendiri
yaitu ia ingin masuk jurusan IPS karena ia ingin jadi seorang akuntan.
2.
SISTESIS
Berdasarkan kemampuan
akademik yang dimiliki oleh Irma, tercatat bahwa dari TK hingga SMA, dia selalu memiliki nilai yang baik.
Akan tetapi pada semester dua kelas XI nilainya
mengalami penurunan karena jurusan yang dipilihnya merupakan pilihan kedua
orang tuanya sehingga bertentangan dengan bakat dan minat Irma sendiri yaitu masuk jurusan IPS.
3.
DIAGNOSA
Berdasarkan data dari hasil sintesis yang diperoleh
bahwa sebab dari masalah Ima adalah
ketidak mampuan Irma dalam menolak keinginan
kedua orang tuanya yang meninginkan dia masuk IPA padahal bakat dan minat Irma adalah masuk IPS agar
di Perguruan TInggi nanti ia bias masuk Fakultas Akutansi sehingga ia jadi
soranga Akuntan sesuai dengan bakatnya yang suka dengan hal hitung menghitung. Maka dari itu langkah awal yang harus dilakukan adalah mengajak kedua
belah pihak terkait untuk berbicara bersama agar bisa saling terbuka sehingga
dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh kedua belah pihak yang terkait.
4.
PROGNOSIS
Adalah langkah awal dalam
upaya memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika masalah Irma tidak
segera ditangani. Apakah kondisi Irma akan lebih buruk jika terus di jurusan
IPA atau Irma bisa meningkatkan nilainya yang dibawah standar sekolah?
Kemungkinan jika masalah Irma tidak segera dibantu : Irma akan semakin tertekan,
stress dan tidak bisa nyaman dalam menjalani sekolahnya serta kemungkinan
terburuknya Irma tidak bisa mencapai cita-citanya. Dan kemungkinan jika masalah Irma dibantu, maka Irma
akan dengan nyaman menjalani jurusan pilihan orang tuanya, lebih bisa
konsentrasi sehingga nilainya masih sempat diperbaiki dan yang paling penting
Irma akan lebih focus mengarahkan dirinya demi menggapai cita-citanya jadi
seorang Akuntan.
5.
TREATMENT/PROSES KONSELING
Berdasarkan data yang
telah diperoleh maka kegiatan konseling pun dilaksanakan dan dari hasil proses
konseling tersebut menghasilkan beberapa alternatif yaitu sebagai berikut :
a.
Memberikan
pemahaman kepada Irma bahwa setiap orangtua
hanya menginginkan anaknya berhasil tapi terkadang cara yang mereka lakukan
kurang tepat bagi anak hingga akhirnya menyebabkan ketidakenakan hati.
b.
Berusaha untuk
berbicara baik-baik dengan kedua orangtua mengenai bakat dan minat yang
dimiliki Irma (dalam melakukan cara ini
hendaknya tidak hanya 1
atau 2
kali saja tapi usahakan semaksimal mungkin agar kedua orangtua menyadarinya
karena sekeras apa pun pendirian orang tua bila selalu kita bicarakan dengan
baik-baik pasti akan luluh juga pada akhirnya).
c.
Berusaha agar Irma dapat memahami keinginan kedua orang tunya dengan
menggunakan ego dewasa Irma karena
setiap manusia memiliki tiga ego yaitu ego anak, ego dewasa dan ego orang tua.
d.
Memberikan
pemahaman dan pengertian kepada Irma bahwa jurusan IPA merupakan incaran banyak orang karena
selain jurusan IPA itu lebih leluasa ketika
masuk Perguruan Tinggi di Fakultas apa saja.
e.
Irma harus
bisa membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa jurusan IPS juga bisa berhasil tidak hanya jadi seorang Akuntan saja tapai bisa terjun ke dunia bisnis, jika Irma memang bersikeras mengambil jurusan IPS.
6. FOLLOW UP
Setelah melakukan proses
konseling harapannya Irma dapat
mengambil keputusan yang tepat dan tidak menyakiti perasaan kedua orang tuanya
(sama-sama nyaman, I am Ok, You’r OK ). Namun
bila ternyata hasil dari proses konseling yang telah dilakukan tidak dapat
membantu Irma maka akan dilakukan
proses alih tangan kasus berdasarkan kesepakatan bersama (perjanjian antara Irma dan Konselor).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Analisis Transaksional
dikembangkan oleh Eric Berne tahun 1960. Dalam mengembangkan pendekatan ini
Eric Berne menggunakan berbagai bentuk permainan antara orang tua, orang dewasa
dan anak. Dalam eksprerimen yang dilakukan Berne mencoba meneliti dan
menjelaskan bagaimana status ego anak, orang dewasa dan orang tua, dalam
interaksi satu sama lain, serta bagaimana gejala hubungan interpersonal ini
muncul dalam berbagai bidang kehidupan seperti misalnya dalam keluarga, dalam
pekerjaan, dalam sekolah, dan sebagainya.
Dari eksperimen ini Berne mengamati bahwa kehidupan
sehari-hari banyak ditentukan oleh bagaimana ketiga status ego (anak, dewasa,
dan orang tua) saling berinteraksi dan hubungan traksaksional antara ketiga
status ego itu dapat mendorong pertumbuhan diri seseorang, tetapi juga dapat
merupakan sumber-sumber gangguan psikologis.
Percobaan
Eric Berne ini dilakukan hampir 15 tahun dan akhirnya dia merumuskan hasil
percobaannya itu dalam suatu teori yang disebut Transaksional Analisis (TA)
dalam Psikoterapi yang diterbitkan pada tahun 1961.
Pendekatan
TA ini juga digunakan oleh konselor dalam penanganan kasus pemilihan jurusan,
yang mana dalam pengentasan lebih ditekankan pada aspek perjanjian dan
pengambilan keputusan. Perjanjian antara konselor, konseli dan orang tuanya
semua harus merasa nyaman, I am OK, You’r OK.
Pengentasan
masalah yang dihadapi tentu akan diawali dengan berbagai langkah mulai dari
menganalisa sampai pada langkah follow up, sehingga konseli dan orang tua
merasa puas dengan konseling yang kita lakukan dan akan bisa memperbaiki
hubungan antara anak dan orang tua yang egois serta anak mampu menggunkan ego
dewasanya dalam menghadapi orang tuanya.
B.
Saran
1.
Bagi Konselor
Tanganilah
semua individu baik yang bermasalah maupun yang tidak, dan hat-hati dalam
membuat perjanjian serta membantu konseli dalam pengambilan keputusan agar
sama-sama enak.
2.
Bagi Orang Tua Konseli
Jangan
memaksakan kehendak kepada anak karena anak juga mempunyai hak bicara dan
menentukan pilihan hidupnya. Apa yang menurut orang tua cocok dan baik belum tentu
pas menurut anak. Selalulah diskusi secara terbuka dalam segala hal kepada anak
agar terjalin hubungan yang baik.
3.
Bagi Pihak Sekolah Terkait
Dukung dan
fasilitasi segala kegiatan konseling yang dilakukan konselor agar konseling
berjalan semestinya tanpa meninggalkan ketidaknyamanan orang tua dan anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Abubakar Baraja, 2004.
Psikologi Konseling dan Tehnik Konseling.Jakarta
: Penerbit Studio Press
Jakarta.
Fauzan lutfi, 2001. Pendekatan-pendekatan konseling individual.
Malang:Elang Mas Malang.
Jeanette
Murad Lesmana, 2008. Dasar-dasar Konseling.Jakarta:
Fakultas Psikologi, UI Jakarta.
Penerbit UI Press Jakarta.
Rahman,
2010, Modul 1 Teknik Laboratorium
Konseling. FIP, UNMUL Samarinda.
Winkel,W.S
dan Sri Hastuti, MM. Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta :
Penerbit Media Abadi Yogyakarta.
SUMBER ONLINE
Binham’s
Blog
Geogle
Book
Vievie-28.
Web.id//indek-php. Pendekatan-konseling-analisis-transaksional
VERBATIN
Berikut ini akan
diuraikan paparan verbatim proses yang terjadi dalam konseling dengan
menggunakan pendekatan Transaksional Analisis dari teori Eric Berne, yaitu
sebagai berikut :
NO
|
CE
/ CO
|
DIALOG
VERBATIN
|
TAHAP/TEHNIK
|
1
2
|
CE
CO
CE
|
“Tok…tok…tok….assalammu’alaikum ibu….”
(sambil mengetuk pintu ruang BK )
“Waalaikum salam, oohhh Irma, ayo sini
masuk,
silahkanduduk Irma ! ( sambil menunjuk
sofa )
“Makasih bu “ ( sambil duduk )
|
Opening
|
|
CO
|
“Gimana kabarnya Irma ?” ( sambil
duduk )
|
|
3
4
|
CE
CO
CE
|
“Alhamdulillah, baik-baik saja bu ( sambil
menunduk menyembunyikan sesuattu di wajahnya
“Syukurlah kalau semuanya dalam
keadaan baik?”
Oh ya sekarang apa kegiatanmu ir ?’
“ Sementara ini kegiatan di rumah
engga ada bu, tapi kalau kegiatan di sekolah saya masih ikut ekstrakurikuler
PMR bu” ( sambil matanya menatap langit-langit ruangan )
|
Topik netral, masih opening
|
5
|
CO
CE
CO
|
“Wah itu bagus Irma, sepertinya kamu
senang kegiatan social ya ?” ( sambil terus memperhatikan reaksi Irma yang
menyembunyika seseutau )
“ Saya senang bu kegiatan PMR karena
saya bisa membantu orang lain dalam kegiatan social”
“Bagus sekali jalan pikiranmu Irma,
ngomong-ngomomg apa cita-citamu nanti kalau sudah lulus SMA?’ ( sambil
memperhatikan bahasa tubuh Irma yang mulai gelisah )
|
Reiforcement
|
6
|
CE
CO
|
“ Yaaahhh itulah bu..???!!!” ( Irma
menarik nafas berat sambil menerawang )
“lo..lo…kok begitulah…Irma kan anak
yang cerdas dan selalu mendapatkan peringkat kelas, kenapa Irma sepertinya
Irma bingung ?”
|
|
7
|
CE
CO
|
“nnnggg…. ( menggaruk kepala ), gini
bu saya kan maunya masuk jurusan IPS tapi……..????” ( mulai
berkaca-kaca matanya )
“Tapi kenapa Irma, kan sekarang Irma
di jurusan IPA, jurusan yang diidam-idamkan semua orang”
|
Mulai menganalisa
kasus
|
8
|
CE
CO
|
“Itulah bu, akhir-akhir ini, saya ada
beban pikiran, cemas dan takut tidak bisa memberikan yang terbaik di jurusan
IPA in sesuai harapan orang tuaku” ( tampak bingung )
“Baiklah Irma, sebelumnya ibu ucapkan
terimakasih Irma mau bertemu ibu di ruangan ini yang berarti Irma percaya
penuh sama ibu untuk membantu mencari jalan keluar, mau menceritakan segala
hal yang menjadi beban Irma, dan ibu akan menjaga kepercayaan ini. Jadi Irma
tidak usah ragu atau khawatir. Apa yang aka kita bicarakan disini menjadi
rahasia kita, bagaiman Irma ?”
|
Proses Analisa
Penghargaan akan kesediaan konseli dan
menekankan azas kerahasiaan untuk meningkatkan kepercayaan konseli
|
9
|
CE
CO
|
“Ya bu, saya mengerti dan senang kok
bisa bercerita sama ibu” ( ekspresi gembira dengan tersenyum )
“Nah Irma sekarang kita ada waktu
sekitar 30 menit, karena ibu akan masuk kelas juga, jadi kalau belum selesai
kita akan meneruskan pada pertemuan berikutnya, bagaimana Irma, apa Irma
setuju ?” ( sambil tersenyum menawarkan rencana)
|
Kontrak
|
10
|
CE
CO
|
“Ya bu saya setuju, habis ini saya
juga ada keperluan dan janjian dengan guru fisika” ( Irma tersenyum sambil
membetulkan duduknya )
“Hm, baiklah Irma kita mulai dan kita
gunakan waktu yang tidak banyak ini, sekarang coba ceritakan sama ibu apa
sebenarnya yang mengganjal dan menjadi beban pikiranmu saat ini sehingga kamu
cemas dan khawatir ?” ( sambil berdehem )
|
Proses Analisis
|
11
|
CE
CO
|
“Begini bu, jurusan yang sekarang saya
jalani ini karena kemauan orang tua saya bukan atas pilihan saya bu.” (
sambil menunduk sedih )
“Pilhan orang tuamu ?”
|
Proses Sintesis
|
12
|
CE
CO
|
“Benar bu, jurusan IPA akan
mempermudah saya masuk fakultas kedokteran katanya, terus orang tua saya juga
minta saya menjadi dokter biar bisa memberikan contoh adik-adik saya kan saya anak pertama bu” (
sambil tertunduk memainkan kerudungnya )
“Waaahh, waahh, waaahh banyak sekali
ya Ir permintaan orang tua kamu” ( sambil menggeleng-gelengkan kepala )
|
|
13
|
CE
CO
|
“Bukan itu saja bu, orang tua saya
juga selalu marah-marah kalau nilai saya turun, pokoknya saya harus belajar
dan belajar, kan capek bu !”
“Apa alasannya Irma, kok orang tuamu
memperlakukanmu seperti itu?”
|
|
14
|
CE
CO
|
“Kata orang tuaku jurusan IPA itu bagus
jadi saya harus serius dalam belajar, tapi saya nggak nyaman bu di jurusan
IPA” ( sambil menghentakkan kakinya ke lantai )
“Pada intinya orang tuamu yang
memilihkan dan menentukan jurusan IPA itu”
|
|
15
|
CE
CO
|
“Benar bu itu yang menjadi beban
pikiran saya karena saya inginnya masuk jurusan IPS” ( sambil menarik nafas
kesal)
“Bagaiman dengan nilaimu selama satu
semester ini di jurusan IPA ?”
|
|
16
|
CE
CO
|
“Nilai saya untuk semester satu
lumayan bagus pak, tapiiii….??” ( menghentikan ucapannya, tanpak ragu-tagu )
“Tapi kenapa Irma, kan nilaimu bagus
tadi berarti Irma termasuk anak yang pintar dan mampu di jurusan IPA “
|
|
17
|
CE
CO
|
“Nah itu dia bu, di semester dua ini
sepertinya nilai saya turun, saya enggak suka bu di jurusan yang dipilihkan
orang tua saya ini, saya tidak nyaman ibu !!!” ( emosi tampak diwajahnya )
“Ohh jadi Irma merasa tidak suka dan
tidak nyaman di jurusan IPA ini karena bukan pilihan Irma sendiri”
|
Reinforcement
|
18
|
CE
CO
|
“Benar bu, bahkan orang tua saya juga
sudah memilih Perguruan Tingginya juga, kan saya cemas bu kalau saya enggak
bias memenuhi harapan itu…..” ( matanya mulai berkaca-kaca )
“Ohh…….gitu…bukannya nila-nilaimu
bagus, ibu yakin Irma bisa “
|
Proses Diagnosa
|
19
|
CE
CO
|
“Iya sih bu tapi yang namanya enggak
suka ya pasti jadi jenuh, apalagi pas kuliah nanti disuruh masuk kedokteran
lagi, aduuhhhh enggak deh bu, saya kan juga puya hak menentukan pilihan bu,
tapi saya juga enggak bisa menolak keinginan orang tua saya “ ( mulai
meneteskan air mata )
“Hm…ibu mngerti kok Irma, coba
sekarang tarik nafas, tenangkan diri dulu lalu ceritakan ke bagaimana
hubunganmu dengan orang tuamu ? ( sambil menepuk bahu Irma untuk
menenangkannya sambil memberinya tissue )
|
Diagnosa
|
20
|
CE
CO
|
“Juga Orang tua saya sangat perhatian
bu sama anak-anaknya, semua kebutuhan kami terpenuhi, falitas rumah
lengkap bu, secara materi kami tak
kurang satu apapun bu, orang tua kami sangat menyayangi kami, tapi terlalu
banyak menuntut dan mengatur atas nilai dan masa depan kami bu, bahkan kalau
nilai kami jelek, wahh..!!!!”
“Loh…kenapa memangnya Ir “
|
|
21
|
CE
CO
|
“Pasti marah besar bu dan kami enggak
boleh keluar rumah” ( sambil menunduk sedih )
“Seberapa besar sih marahnya orang
tuamu kok Irma takutnya kayak melihat hantu ?” ( sambil tersenyum )
|
|
22
|
CE
CO
|
“Bukan begitu bu, sebenarnya orang tua
saya baik dan perhatian” ( sambil tersenyum juga )
“Nah itu bagus, lalu apa yang harus
ditakutkan kalau teryata orang tuamu baik dan perhatian “
|
|
23
|
CE
CO
|
“Nggak tahulah bu Irma hanya merasa
ketakutan aja….adakalanya orang tuaku marah kalau tidak sesuai dengan
kehendaknya” ( sambil tersenyum tipis mengenang orang tuanya)
“Dengan kejadian ini apa yang bisa
Irma lakukan supaya apa yang kamu cemaskan bias dihindari ?
|
|
24
|
CE
CO
|
“Gimana ya bu, saya bingung ?” (
sambil menggaruk kepalanya yang tertutup jilbab )
“Jurusan apa yang benar-benar diminati
Irma ? ( sambil menatap Irma )
|
|
25
|
CE
CO
|
“Jelas jurusan IPS bu” ( matanya
berbinar )
“Bagaimana dengan nilaimu di bidang
IPS?”
|
|
26
|
CE
CO
|
“Alhamdulillah bagus bu, saya
menbidamng dapatkan nilai sempurna diatasnya nilai IPA, meskipun nilai IPA
saya juga bagus, cuma mulai di semester dua ini turun bu nilai IPA saya,
enggak tahu bu ( menarik nafas ), mungkin karena saya enggak nyaman tadi kali
bu ya “
“Wah awal yang bagus kalau nilaimu
sempurna, tapi Irma harus tetap semangat, optimis dan mencoba menjelaskan ke
orang tua Irma tentang jurusan IPA ini, tentang kecemasan Irma”
|
|
27
|
CE
CO
|
“Iya bu, saya pernah menyampaikan
keluhan saya bahwa saya tidak suka masuk jurusan IPA, dan saya juga
mengungkapkan kalau saya suka ambil Jurusan IPS karena saya ingin jadi
Akuntan bukan Dokter, tapi…” ( Irma menghentikan ucapannya sambil menunduk
sedih ingat masalah tersebut )
“Hm…oohh….trs….?” (sambil menggeser
duduknya untuk lebih dekat dengan Konsele )
|
|
28
|
CE
CO
|
“Tapi orang tua saya marah-marah bu
bahkan ketika saya tahu nilainya turun, ehhh malah tambah marah dan menyuruh
saya untuk lebih serius belajar enggak boleh main-main, gitu bu katanya” (
Irma mengusap air matanya yang mulai jatuh )
“ya sudah…sudah…ibu bisa merasakan
betapa berat tanggung jawab yang harus kamu pikul.” ( sambil mengelus kepala
Irma )
|
|
29
|
CE
CO
|
“Makasih bu, tapi saya akan coba lagi
bicara dengan orang tua saya bu, kalau orang tua saya masih tetap bersikeras
dengan kehendaknya, saya enggak tahu harus bagaimana bu “ ( pecahlah tangis
Irma )
(sambil memberikan tissue) “Iya Irma
biar masalahnya cepat selesai dan tidak berlarut-larut, agar nilai Irma yang
turun masih bisa diperbaiki”
|
|
30
|
CE
CO
|
“Ya bu saya akan coba bicara lagi,
tapi kira-kira orang tuaku marah enggak ya bu ?“
“Dicoba aja, ibu doakan moga berhasil
“
|
Reinforcement
|
31
|
CE
CO
|
“Baik bu, oh ya bu kira-kira apa yang
harus saya lakukan jika tidak membuahkan hasil ??” ( sambil memainkan
jarinya, pertanda Irma bimbang )
“Irma harus berani mengambil keputusan
yang sama-sama enak, orang tua Irma tidak tersinggung dan Irma juga nyaman,
kapan rencananya Irma mau bicara dengan orang tua ? “
|
Proses Prognosis
|
32
|
CE
CO
|
“InsaAlloh bu nanti malam saya akan
bicara dengan orang tua saya”
“Bagus sekali, ibu hargai keberanian
Irma.Untuk mengingatkan rencana Irma tadi ini ibu siapkan format perjanjian
beberapa alternative yang kita sepakati “
|
|
33
|
CE
CO
|
“Tujuannya buat apa bu? ( terlihat
heran )
“Agar Irma tidak lupa dengan rencana
Irma “
|
|
34
|
CE
|
“oh gitu ya bu “
“Nah kalau Irma dapat melaksanakan
rencan ini dengan baik, ibu kasih hadiah khusus buat Irma, gimana Ir “
|
|
35
|
CE
CO
|
“Wahh mau bu, siap deh bu “ (sambil
tersenyum)”
“Baiklah Irma sepertinya waktu kita
sudah habis sekalai lagi ibu ingatkan
5kesepakatan kita ya, yang pertama : Irma paham kan kalau semua orang
tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya walau terkadang jalan yang
diambil salah.
ke dua: berbicara dengan baik-baik
tentang bakat dan keinginan Irma untuk ke depannya.
ke tiga: Irma harus berusaha berbicara
dengan sikap yang dewasa.,, tidak kekanak-kanakkan.
ke empat: Irma harus paham bahwa
jurusan IPA itu kemungkinan pilihan di Perguruan Tinggi lebih luas dan
menjadi pilihan yang didambakan oran.
Yang terakhir: Irma harus bisa
membuktikan kepada orang tua bahwa jurusan IPSpun baik dan Irma mampu
sertabisa menjadi akuntan yang suksesdan tidak mengecewakan orang tuanya, nah
giman Irma sudah paham yang ibu
maksudkan ?“
|
Proses treatment ada perjanjian dalam
pengambilan keputusan nanti
Transaksi
|
36
|
CE
CO
|
“Iya
bu mudah-mudahan ya bu orang tua saya mau mengerti jalan pikiran saya’
“Amin, good luck ya Irma, semangat
!!!” (sambil menepuk nepuk pundak Irma )
|
|
37
|
CE
CO
|
“Terimakasih bu “ (sambil tersenyum )
“Oh ya masih ada yang mau Irma
sampaikan ke ibu ?
|
|
38
|
CE
CO
|
“Saya rasa tidak ada lagi bu, sudah
cukup, terimakasih banyak ya bu” ( sambil bersalaman )
“Baiklah kalau begitu, Irma “ (
membalas jabatan tangan Irma )
|
|
39
|
CE
CO
|
“Assalammualaikum bu“ ( sambil
meninggalkan ruangan taman Bimbingan Konseling )
“Wa’alaikumsalam Irma” ( sambil
mengantar sampai di pintu ruangan )
|
|